Sejarah Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada
Sejarah Pemilihan Umum
-
Pembentukan Konstituante pada tahun 1955 merupakan bagian penting dari sejarah demokrasi awal Indonesia. Setelah kemerdekaan, Indonesia merencanakan untuk membentuk sebuah badan yang bertugas menyusun Undang-Undang Dasar yang tetap, menggantikan UUD Sementara 1950. Untuk itu, diselenggarakan Pemilu pertama secara nasional pada 15 Desember 1955 guna memilih anggota Konstituante. Lembaga ini terdiri dari wakil-wakil partai politik dan organisasi masyarakat yang terpilih secara langsung oleh rakyat. Tujuan utama Konstituante adalah menyusun dan menetapkan Undang-Undang Dasar baru yang sesuai dengan aspirasi bangsa Indonesia. Namun, hingga tahun 1959, Konstituante gagal mencapai kesepakatan mengenai dasar negara dan bentuk konstitusi yang permanen. Kebuntuan ini kemudian mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang membubarkan Konstituante dan memberlakukan kembali UUD 1945.Selengkapnya tentang Pemilu 1955 klik di sini
-
Pemilihan Umum tahun 1971 merupakan pemilu pertama pada masa Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, sekaligus pemilu kedua dalam sejarah Indonesia setelah Pemilu 1955. Pemilu ini diselenggarakan pada 5 Juli 1971 dengan tujuan untuk memilih anggota DPR. Diikuti oleh 10 partai politik dan satu golongan karya (Golkar), pemilu ini dilaksanakan dengan sistem proporsional.
Selengkapnya tentang Pemilu 1971 klik di sini -
Setelah penyederhanaan partai politik pada tahun 1973 oleh pemerintah Orde Baru, Indonesia memasuki era pemilihan umum dengan hanya tiga kontestan, yaitu Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Pemilu pertama setelah penyederhanaan ini dilaksanakan pada tahun 1977. Dalam Pemilu 1977, Golkar berhasil meraih kemenangan besar dengan memperoleh sekitar 62,1% suara, sementara PPP mendapatkan 29,3%, dan PDI hanya meraih 8,6%. Kemenangan Golkar ini didukung oleh kuatnya mobilisasi aparatur negara dan dukungan terbuka dari militer (ABRI) yang saat itu memiliki kursi di parlemen tanpa melalui proses pemilihan.Lima tahun kemudian, Pemilu 1982 kembali diselenggarakan dengan pola yang sama. Golkar semakin menguat dengan meraih 64,3% suara, sedangkan PPP menurun menjadi 27,8%, dan PDI juga menurun menjadi 7,9%. Keberpihakan aparatur pemerintah, termasuk kampanye terselubung melalui program pembangunan, menjadi kunci kemenangan Golkar yang semakin dominan. Dalam Pemilu 1987, dominasi Golkar mencapai puncaknya dengan kemenangan mutlak sebesar 73,1%, menjadikannya peraih suara terbanyak sepanjang sejarah Orde Baru. Pada saat yang sama, suara PPP turun drastis menjadi 15,9%, sebagian karena tekanan politik termasuk penghapusan lambang Ka'bah dari atribut partai. PDI sedikit meningkat dengan memperoleh 10,1%.
Pemilu 1992 menunjukkan sedikit perubahan dalam preferensi politik masyarakat. Meskipun Golkar tetap menang dengan 68,1% suara, perolehan suara PDI naik signifikan menjadi 14,9%, yang menunjukkan mulai tumbuhnya simpati masyarakat terhadap partai oposisi, khususnya dari kalangan urban dan generasi muda. Sementara itu, PPP memperoleh 17% suara. Namun, harapan akan perubahan politik yang lebih terbuka segera pupus dalam Pemilu 1997. Pemilu terakhir di masa Orde Baru ini diwarnai dengan konflik internal dalam tubuh PDI, di mana Megawati Soekarnoputri disingkirkan melalui Kongres yang dianggap rekayasa politik. PDI terpecah, dan partai hasil kongres tersebut menjadi peserta resmi Pemilu 1997, yang hanya memperoleh 3,1% suara. Golkar kembali menang telak dengan 74,5%, sementara PPP memperoleh 22,4%.
Selengkapnya tentang Pemilu 1977 - 1997 klik di sini
-
Pemilu 1999 merupakan pemilihan umum pertama yang diselenggarakan setelah tumbangnya rezim Orde Baru dan menjadi tonggak awal demokrasi era reformasi di Indonesia. Pemilu ini dilaksanakan pada 7 Juni 1999 dan diikuti oleh 48 partai politik, menandakan terbukanya kembali ruang kebebasan politik setelah puluhan tahun dibatasi. Tidak seperti pemilu sebelumnya, Pemilu 1999 diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terdiri dari unsur pemerintah dan non-pemerintah, sebagai langkah menuju penyelenggara yang independen.Hasil Pemilu 1999 menunjukkan kemenangan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri, diikuti oleh Partai Golkar, PKB, PAN, dan PPP. Meskipun menang suara terbanyak, Megawati tidak langsung menjadi presiden. Melalui proses pemilihan di MPR, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dari PKB terpilih sebagai Presiden, dan Megawati menjadi Wakil Presiden. Pemilu ini menandai dimulainya era demokrasi multipartai di Indonesia dan menjadi pemilu paling bebas sejak 1955.
-
Pemilu 2004 adalah pemilu pertama di Indonesia yang memungkinkan rakyat memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden. Diselenggarakan dua tahap: legislatif (5 April) dan pilpres (5 Juli & 20 September). Hasilnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih sebagai Presiden bersama Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden, menandai babak baru demokrasi langsung di Indonesia.Selengkapnya tentang Pemilu 2004 klik di sini
-
Pemilu 2009 diselenggarakan secara langsung untuk memilih anggota legislatif dan Presiden/Wakil Presiden. Partai Demokrat memenangkan pemilu legislatif, dan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden dalam satu putaran. Pemilu ini memperkuat sistem demokrasi langsung yang telah dimulai sejak 2004.
Selengkapnya tentang Pemilu 2009 klik di sini -
Diselenggarakan untuk memilih anggota legislatif dan Presiden/Wakil Presiden. Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden, mengalahkan pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa. Ini menjadi pertama kalinya seorang kepala daerah (Gubernur DKI Jakarta) terpilih menjadi Presiden.Selengkapnya tentang Pemilu 2014 klik di sini
-
Merupakan pemilu serentak pertama di Indonesia, memilih anggota DPR, DPD, DPRD, serta Presiden dan Wakil Presiden dalam satu hari (17 April). Jokowi kembali terpilih bersama Ma’ruf Amin, mengalahkan pasangan Prabowo – Sandiaga Uno. Pemilu ini diwarnai tantangan teknis dan banyak petugas KPPS gugur karena kelelahan.Selengkapnya tentang Pemilu 2019 klik di sini
-
Dilaksanakan pada 14 Februari 2024 secara serentak. Tiga pasangan calon bertarung, Prabowo – Gibran menang satu putaran dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024–2029. Pemilu ini menandai kelanjutan demokrasi langsung di Indonesia dengan tingkat partisipasi tinggi.
Sejarah Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Toba
-
Pemilihan Bupati Toba Samosir 2015 dilaksanakan pada 9 Desember 2015 untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Toba Samosir periode 2015-2021.
Pemilihan Bupati Toba 2020 dilaksanakan pada 9 Desember 2020 untuk memilih Bupati Toba periode 2021-2024.
Pemilihan Bupati Toba 2024 dilaksanakan pada 27 November 2024 untuk memilih Bupati Toba periode 2024-2029. Pemilihan Bupati (Pilbup) Toba tahun tersebut akan diselenggarakan setelah Pemilihan umum Presiden Indonesia 2024 (Pilpres) dan Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024 (Pileg), bersamaan dengan seluruh Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.